ARV untuk ODHA: Masa Depan HIV/AIDS #SayaBeraniSayaSehat
Hai..familiar dengan peringatan apa yang ada di setiap tanggal 1 Desember?
Lalu, kalau mendengar seseorang terkena HIV/AIDS, terbayangbahwa masa hidupnya tidak lama lagi a.k.a sebentar lagi cabut dari kehidupan fana ini.
Si ODHA harus mau tak mau menyerah pada takdir; ia tak punya pilihan dan harapan. Apa pemikiran kita se-sama itu?
Disebut dengan istilah ODHA = Orang Dengan HIV/ AIDS, aku punya kabar baik untuk mereka.
Kalau di lingkunganmu atau orang terdekatmu atau kamu sendiri tergolong ODHA, tolong jangan berhenti baca postingan-ku kali ini ya.. ku tak ingin kamu tak tahu infomasi ini.
#SayaBeraniSayaSehat
Beberapa hari lalu, aku bersama BCC Squad menghadiri Temu Blogger dari Kementrian Kesehatan dalam rangka Peringatan HIV/ AIDS Sedunia 2018.
Agenda kali ini membahas dan menyadari kembali arti penting kerjasama semua pihak untuk menurunkan angka ODHA yang terdata di Indonesia.
Sebagai narasumber, adalah Ibu dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes, yang merupakan Direktur Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung.
Beliau mengungkapkan bahwa bagaimana penanganan kesehatan untuk ODHA makin menuju titik terang. Sekarang, penurunan angka kematian karena HIV/AIDS tidak akan jadi omong kosong.
Kerjasama semua pihak dibutuhkan. ODHA dan kita menjadi kesatuan itu mewujudkannya. Untuk kita, ambil peran sebagai sahabat ODHA, menjadi penolong mereka.
Mari enyahkan anggapan bahwa HIV/AIDS itu dapat menular dengan mudah. Itu tak benar, sebab hanya ada 3 jalan penularan: seks, darah, dan turunan ibuke anak.
Menerima dukungan sosial dan diperhatikan oleh orang terdekat dan lingkungan hal ini menjadi penting untuk kelanjutan pengobatan ODHA.
Sebab, HIV/AIDS bisa diibaratkan sama dengan pengobatan penyakit diabetes, hipertensi, sejenisnya yang dilakukan seumur hidup.
Di awal, kita bisa mengajak ODHA untuk mengikuti Tes HIV. Ini penting agar: pengobatan didapatkan lebih cepat, pencegahan HIV jadi AIDS, pengurangan kemungkinan muncul penyakit lain, dan cegah penularan lebih lanjut.
Istilah obatnya, ARV yaitu Antiretroviral. ODHA bisa mulai dapat terapi ARV walau yang bersangkutan baru terjangkit HIV. Ada beberapa paket pengobatan HIV yang disesuaikan dengan seberapa parah virus HIV menyerang.
Kisah ODHA dan ARV
Selanjutnya, hadirlah seorang ODHA dan lanjut bercerita mengenai HIV dan ARV. Dikenal sebagai Bu Neneng, beliau perempuan paruh baya yang terinfeksi HIV dari suaminya dan mengetahui hal tersebut saat ia hamil beberapa tahun lalu.
Bu Neneng bercerita, waktu itu beliau harus mengikhlaskan suaminya tak terselamatkan dan meninggal dan menghadapi rasa sakit yang bertambah karena dikucilkan keluarga dalam kondisi hamil karena HIV.
Beruntungnya, diskriminasi yang ditujukan pada beliau mulai memudar perlahan bersamaan dengan meningkatnya sosialisasi tentang penularan HIV dan perkembangannya. Bu Neneng pun mulai terapi ARV.
Terapi ARV yang dijalani Bu Neneng dari masa kehamilan membuat anak yang dilahirkannya negatif HIV. Beberapa tahun kemudian, beliau menikah dengan ODHA yang terapi ARV. Anak dari pernikahan tersebut pun negatif HIV.
Upaya 3 Zero Target 2030
Maksudnya, ada usaha untuk menjadikan nol kemungkinan untuk 3 hal dibawah ini:
- Zero new HIV Infection, agar tidak ada kasus infeksi HIV baru yang menambah jumlah ODHA
- Zero AIDS related Death, agar tidak ada ODHA langsung meninggal tanpa pengobatan.
- Zero discrimination, agar tak ada ODHA yang diperlakukan tak layak karna anggapan berbahaya
Demi tujuan mulia tersebut, mari bekerjasama. Malah saat ini tak sulit untuk mengakses informasi tentang ARV dan pemerintah pun mempermudah cara mendapatkannya.
Kunjungi Layanan Kesehatan dan dapatkan ARV secara gratis. Kita dan ODHA harus bersama-sama menekan perkembangan HIV/AIDS.. ya, selama ada obat akan ada jalan untuk memperbaiki kesehatan.
Mangatsss buat kita!
*mpei jumpa di post selanjutnya.. pamit!
@uniiyanisd
10 thoughts on “ARV untuk ODHA: Masa Depan HIV/AIDS #SayaBeraniSayaSehat”
Comments are closed.
Saya tahu betul bahwa banyak orang-orang baik yang terkena penyakit ini. Kasihan rasanya, menanggung penyakit akibat dosa. Insya Allah kita masih bisa merangkul mereka, paling tidak kita bisa mensosialisasikan penanganan untuk mencegah penyakit ini.
Insyaallah dan bismillah ya π
Memang kita tidak seharusnya mengucilkan odha.
Penularan hiv aids bukan sekadar dengan bergaul secara sosial.
Informasi seperti ini harus disebar luaskan supaya masyarakat lebih paham
Alhamdulillah luar biasa perjuangan Bu Neneng, anaknya bisa negatif seperti itu pasti butuh perjuangan yang luar biasa
Iya bener kak kita harus rajin utk medical check up jg yah kak demi kesehatan kita
Syukurlah sudah ditemukan obatnya. Kasihan yang tertular bukan krn “kesalahannya”. Semoga perilaku hidup sehat dan aman meningkat juga. TFS mb. .
Sama-sama Kakaa, hayok saling berbagi info dengan yang lain π
iya ini banyak yang mengira tertularnya gampang.. padahal yang tiap hari jetemu juga belum tentu tertular.. semoga HIV dan AIDS enyah dari muk bumi ya mbak jangan ada lagi korban
iya Mbak.. ARV itu sdh sjk bbrp wktu lalu diteliti smg smkin smpurna jg ya mb