FWD Critical Armor: laksana perisai terhadap sakit kritis

Uniiyani SD

Salam jaga kesehatan, hai kamU~
Semoga kamu yang saat baca ini jadi terketuk lagi pikirannya; aku harus lebih jaga kesehatan. *hehee

Kali ini cerita dari aku yang ikut berkesempatan hadir di peluncuran FWD Critical Armor pada Rabu, 29 Januari lalu. Inovasi produk asuransi kali ini ditujukan oleh FWD untuk hadapi penyakit kritis nanti.

Ala-ala perisai, FWD bantu untuk selalu melindungi hidup

Cocok juga properti perisai ala-ala yang digunakan dalam peluncuran FWD Critical Armor, aku serasa di film zaman perang yang ada pakai perisai untuk lindungi diri dari serangan lawan sembari balik serang nantinya.

Sejalan dengan konsep itu, produk Critical Armor ini ditujukan untuk nasabah agar lebih siap hadapi keadaan jika terkena penyakit kritis di masa depan. Siap disini maksudnya secara finansial tidak terlalu cemas dengan akan berapa besar uang keluar nantinya untuk pengobatan dan biaya hidup dari dampak penyakitnya.

Yang paling menarik, ini nih:
– FWD Critical Armor memungkinkan nasabah untuk klaim hingga tiga kali dari 50 jenis penyakit kritis major dan satu kali dari 15 jenis penyakit kritis minor. Tidak hanya itu, produk ini juga dilengkapi dengan manfaat pembebasan premi, manfaat meninggal dunia, dan pengembalian premi dengan total manfaat hingga 420% dari uang pertanggungan. –

FWD Critical Armor sudah bisa dibeli masyarakat. Sebab telah diresmikan bersama oleh Wakil Direktur Utama FWD Life, pak Adit Trivedi juga Direktur, Chief of Proposition & Syariah FWD Life, pak Ade Bungsu.

Halangi krisis karena sakit kritis dengan bantuan FWD Critical Armor

Pada sesi talkshow, pihak FWD hadirkan pembicara dengan latar belakang yang berbeda terkait kondisi sakit kritis. Ada financial planner- mas Mada Aryanugraha, cancer survivor- bubu Shahnaz Haque, dan dokter onkologi- dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM.

Berbicara sakit kritis, ternyata cara kita memaknai kondisi jadi sangat penting. Maka, begini..

Dari bubu Shahnaz saat berumur 28 tahun, beliau didiagnosis kanker ovarium dan saat itu statusnya belum menikah. Butuh kira-kira dua tahun untuk beliau yakin untuk operasi lawan kankernya. Tak ada kata benar-benar sembuh dalam obati kanker, yang ada yaitu ‘mematikannya’ dengan kemungkinan sel-sel tersebut hidup kembali jika terpicu.

Penyakit kritis juga menyerang kedua orang tua bubu Shahnaz. Kalau pun ditengok lagi riwayat keluarga besarnya, ternyata tak sekali dua kali hadapi sakit kritis. Seolah-olah penyakit-penyakit itu tak putus menyerang orang-orang terdekat hingga rasanya ‘terbiasa’.

Biasanya kini, bubu Shahnaz menjadi pendamping penderita kanker untuk jalani pengobatan. Beliau berbagi energi positifnya untuk menguatkan pejuang kanker karena dengan menjaga pikiran dan mental sehat maka tubuh yang sakit pun tak makin menderita. Belajar dari pengalaman, kecemasan dan pikiran buruk bisa jadi faktor memperparah dalam hadapi sakit kritis.

Bubu Shahnaz intinya bilang: sakit kritis kan berujung pada kematian dan kita yang hidup ini kan akhirnya juga nanti mati. Jadi ya udah, jalani waktu hidup yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memori. Tapi yang parahnya, ketika hanya satu orang yang sakit itu membuat orang sekitarnya ikut sulit.

Lalu, ditambah penuturan Mas Mada, keadaan sakitnya seseorang akan berdampak pada lebih besarnya dana pengeluaran keluarga untuk biaya pengobatan si pasien serta biaya hidup untuk menemani dan merawat sebab gaya hidup mendadak berubah.

Perencanaan dalam alokasi dana yang dimiliki untuk produk asuransi harus diusahakan menurut mas Mada. Sebab jika dihitung-hitung, menyisihkan uang untuk premi lebih menguntungkan daripada menyimpan dana dalam bentuk uang untuk budget berobat kalau sakit. Yang lebih buruknya harus jual aset-aset yang dipunya untuk berobat.

Ini poin penting dari asuransi hidup untuk sakit kritis-nya FWD:

Worry-Free Benefits • Melindungi dari 50 jenis penyakit major yang dapat diklaim hingga 3 kali dan 15 jenis penyakit minor yang dapat diklaim satu kali • Perlindungan hingga usia 80 tahun • Premi tidak berubah sepanjang periode pembayaran premi • Masa dan metode pembayaran premi dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan nasabah • Manfaat meninggal dunia • Setiap manfaat yang dibayarkan tidak akan mengurangi nilai dari manfaat lainnya.

Waste-Free Benefits: • Pengembalian premi jika tidak ada klaim penyakit kritis major hingga akhir masa perlindungan • Dibebaskan dari pembayaran premi lanjutan.

Inovasi awal tahun 2020.. kembali, FWD Life menunjukkan diri sebagai perusahaan asuransi berbeda yang bertujuan mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *