HKSR: Edukasi untuk Remaja Disabilitas & Penderita Kusta

Uniiyani SD

Halo U~

Kali ini bahasannya berkaitan dengan topik yang dibahas di Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia. Yaitu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas. 

Narasumber yang dihadirkan adalah Nona Ruhel Yabloy dari Project Officer HKSR-NLR Indonesia, Westiani Agustin sebagai Founder Biyung Indonesia, dan Wihelimina Ice dari Remaja Champion Program HKSR. 

Pentingnya Edukasi HKSR

Yang disebut HKSR adalah Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi.

Sejauh ini perihal seksual dan reproduksi masih tabu untuk dibahas secara terang di masyarakat. Padahal itu masuk ke kategori hak karena akan berkaitan dengan kesehatan dan masa depan yang lebih baik.

Setiap orang berhak mendapatkan informasi serta pengetahuan mengenai kesehatannya. Namun akan terbatas tentang seksual dan reproduksi. Tambah pula ada anggapan bisa paham sendiri seiring waktu mengenai keadaan dan perubahan dirinya.

Bagi orang biasa umumnya mampu mengusahakan sendiri untuk mencari tahu. Namun keterbatasan yang dihadapi tidak akan sebesar yang dimiliki oleh penyandang disabilitas yang masuk masa remaja dan orang yang pernah menderita kusta atau disebut OYPMK.

Kondisi tubuh yang berbeda dari orang kebanyakan membuat remaja disabilitas dan OYPMK perlu sekali untuk mendapat edukasi. Bahkan bisa diletakkan dalam prioritas.

Akibat buruk jika kurang edukasi seperti yang sudah-sudah dibiarkan, yaitu salah satunya, tingkat kekerasan dan pelecehan seksual tidak akan berkurang.

Sebab pendidikan HKSR bermanfaat untuk remaja supaya mampu melindungi diri sendiri dan percaya diri untuk menyuarakan ketika mendapat ancaman seksual.

Selain itu remaja diajarkan juga mengenal dan mengerti bagaimana perubahan-perubahan tubuh dalam masa pubertas. Ilmu mengenai haid, mimpi basah dan sejenisnya.

Penjelasan sangat dibutuhkan untuk banyaknya pertanyaan yang muncul dalam diri para remaja, terkhusus penyandang disabilitas dan OYPMK yang tubuhnya lebih unik daripada orang kebanyakan.

Bentuk badan yang dalam peralihan dari anak-anak ke dewasa, kondisi emosi terkait hal baru yang terasa dalam diri, serta pengaruh lainnya dari perkembangan hormon di masa remaja. Ilmu pengetahuan tentang semua ini sangat penting untuk dipahami dengan baik dan benar.

Jangan sampai salah informasi. Sebab jika dibiarkan para remaja mencari-cari sendiri jawaban yang tertahan dalam pikirannya maka bisa jadi pemahaman yang tidak seharusnya didapatkan.

Tantangan untuk menyajikan penjelasan HKSR sudah waktunya ditaklukan agar kebiasaan tabu oleh orang tua dan guru untuk membahasnya tidak berkelanjutan.

Semua remaja dalam keadaan labil sehingga butuh dibimbing dengan pendekatan yang cocok. Termasuk relasi dengan lawan jenis, terkait perasaan yang berkembang. Ketika diberi larangan haruslah disertai pemberian alasan dan penjelasan.

Dari pengalaman narasumber, ada namanya Program Menstruasi Sehat. Ini ditujukan untuk edukasi perempuan yang akan dan/atau baru mengalami haid. Termasuk cara pemakaian pembalut.

Tentang pemilihan pembalut juga perlu diedukasi. Terkait dengan data, ada sampah pembalut yang perlu mendapat perhatian bersama sehingga perlu dikurangi. Caranya mengganti jenis pembalut menjadi pembalut kain.

Apalagi bagi remaja disabilitas dan OYPMK, tentu saja ada hal-hal khusus yang harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Hak kesehatan yang harusnya mereka dapatkan sama penting dengan remaja umum sesuai dengan porsi kebutuhan yang berbeda.

Yang tak kalah penting, edukasi HKSR terkait privasi anggota tubuh pada anak-anak. Di masa anak berumur empat tahun ke atas, atau saat sudah bisa menerima pemahaman. Itu untuk mengajarkan penjagaan diri tentang daerah tubuh mereka, seperti sampai batas mana yang boleh disentuh oleh siapa, dan yang terkait.

Semoga manfaat upaya hari ini didapatkan di kemudian hari. HKSR, hak kesehatan seksual dan reproduksi penting dalam mencerahkan masa depan remaja bahkan anak-anak, baik disabilitas, OYPMK serta umumnya.

~hUg, @uniiyanisd

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *