Istilahnya, DOA (di-ou-e): Harapan Lainnya Untuk Sehatnya Mental

Uniiyani SD

Hellow U~

Bahasan terkait kesehatan mental atau yang acap kali disebut-sebut dengan mental health terus saja menjadi hal yang menarik. Memang selama manusia hidup, jiwa dan raga tidak akan selalu berada dalam kondisi yang sehat.

Kali ini, tentang Redefining Mental Health yang merupakan hal yang diangkat dalam acara bersama Coach Rheo.

Sadar atau tidak, kualitas hidup seseorang sebagai manusia utuh akan berbeda saat kesehatannya terganggu. Berbeda dengan sakit secara fisik yang bisa terlihat jelas untuk diobati, tidak sehatnya psikis seringnya terabaikan bahkan diabaikan.

Ketika perasaan-perasaan buruk itu menumpuk, lalu berkumpul menjadi beban emosi buruk pula. Ibaratnya jadi bagage, seperti ransel yang kasat mata dipikul kemana pun di pundak sehingga memberatkan. Hal yang akan menganggu kemudian membuat masalah berubah lebih serius saat menjalani keseharian.

Luka-luka batin yang awalnya dianggap remeh atau bagi orang lain hanyalah bagai lelucon, itu berkemungkinan bisa berujung tidak baik untuk pihak yang menderita.

Yang dikategorikan sebagai trauma, fobia, cemas berlebihan, ketakutan tak beralasan, depresi, kemarahan, emosi tak stabil meletup, serta segala yang mengaduk-aduk perasaan dan memperburuk keadaan, itu merupakan ujung-ujung dari luka batin yang tak disembuhkan.

Benar semua rasa yang muncul dalam diri adalah sebuah kewajaran, jika porsinya perasaan itu masih membuat si manusia-nya bisa beraktifitas dengan baik. Malah semakin memperbagus pribadinya seiring waktu dan pengalaman hidup.

Sayangnya, perasaan yang emosional hingga berbentuk beban batin bisa sangat merugikan si manusianya. Kabar buruknya, luka-luka batin satu orang bisa membuat orang lainnya terluka batin pula karena perlakuan buruk yang berimbas pada melukai mental lainnya.

Idealnya, bagaimana? Si manusia-manusia bersama perasaan yang dimiliki berada dalam kondisi netral pada bagian besar waktu yang dijalani.

Untuk mencapai titik itu, memang membutuhkan bantuan profesional bidang kesehatan mental seperti psikolog, psikiater atau memilih pakar lain.

Kembali ke Coach Rheo, beliau seorang pakar yang punya keinginan besar misi untuk membuat lebih banyak orang untuk bisa sehat mental dan menjaga kesehatan tersebut tanpa kesusahan lagi.

Harapnya, suatu hari di masa depan orang-orang lebih sadar diri dan mampu baik secara mandiri ataupun perlu bantuan coach layaknya di gym untuk membuat mentalnya sehat. Seperti orang-orang sekarang mampu membuat tubuhnya sehat lewat olahraga dan latihan fisik.

Coach Rheo dan DOA yang Dibuatnya

Nama lengkapnya adalah Caezarro Rey Abishur AC.MC, C.NST, L.MNLP, C.MNS, C,HT, AC.CF (yang tentu saja ini aku copas dari sumber karena sulit bagiku hafalkan; so thanks ctrl+c & ctrl+v).

Pria ramah dan penuh semangat tersebut juga punya sematan lain pada namanya. Yaitu, creator of DOA TRTO. Orang yang membuat sebuah sistem baru dalam bidang penyembuhan pada kesehatan mental.

Cara baca dalam pelafalan Bahasa Inggris, DOA TRTO adalah singkatan dari Divine Oracular Assistance -Tension Releasing Technique Online.

Sederhananya, itu merupakan cara yang berhubungan dengan sistem otak, pikiran manusia, macam teknologi dalam diri.

Mempraktikkan DOA

Pada sesi praktik dalam workshop, Coach Rheo mempraktikkan sistem DOA secara general kepada hadirin yang ikut. Itu penyembuhan versi sederhana karena menangani luka batin dalam waktu bersamaan pada kumpulan orang dalam satu ruangan berkapasitas di atas sepuluh.

Coach Rheo tidak meminta cerita tentang masalah pribadi masing-masing yang ikut untuk diungkapkan kepadanya. Tidak, apalagi menceritakan di hadapan khalayak ramai itu sangat tidak.

Masalah yang menganggu psikis tiap orang berbeda dan kemungkinan cara orang lain merespon masalah tersebut akan beda pula. Kadang malah menjadi masalah baru jika merembet dan tanggapan yang diharapkan tidak sesuai.

Maka setiap orang diminta Coach Rheo untuk membeberkan hal bermasalah mana yang ingin dibuat rilis emosinya lewat menulis tangan di lembar kertas atau mengetikkan di note ponsel. Tempat yang hanya bisa dilihat sendiri berkali-kali.

Saat praktik tersebut, Coach Rheo cuma mengistruksikan pilih tiga masalah saja dulu untuk permulaan. Entah apapun jenisnya.

Permasalahan hubungan antar manusia, kekecewaan pada diri sendiri, kesakitan dari kebodohan di masa lalu, kegagalan, trauma, pelecehan, bullying, finansial, dan lain-lain. Apa saja.

Pokoknya hal bermasalah itu adalah sesuatu yang bisa membuat emosi buruk tersulut ketika mengingatnya atau teringat.

Setelah tahap menuliskan lewat pulpen ataupun ketikan itu, Coach Rheo yang sebelumnya menyediakan akses berinteraksi secara anonim via slido lewat layar besar di depan ruangan minta diinfokan permasalahan-permasalahan tadi secara poin besar saja. Mungkin sebagai guide bagi beliau memilih level metode.

Kemudian Coach Rheo menerangkan langkah selanjutnya yaitu hadirin menuruti instruksinya dalam bernafas, menarik dan mengeluarkan nafas.

Nafas? Ya, sesimpel tarik nafas tapi yang menjadi hal penting adalah penempatan titiknya. Pada titik kesadaran mana orang yang bersangkutan menarik dan titik mana menghembuskan nafasnya.

Di saat Coach Rheo mengistruksikan pernafasan, ada juga kalimat santai yang berisi permintaan melepas emosi, menerima kondisi dan hal positif lainnya dan kalimat tersebut diucapkan berkali-kali serta direpetisi sejalan instruksi tarik-hembuskan nafas.

Hasilnya ada hadirin yang merasa berbeda emosionalnya saat Coach Rheo meminta untuk membaca tulisan masalah yang dibeberkan di kertas atau note sebelumnya. Perasaan yang plong, hati yang lebih tenang, atau setidaknya intens emosi buruk berkurang.

Yang Telah Dipulihkan DOA

Sejak 2020, Coach Rheo dan tim menyebarluaskan sistem DOA. Beliau tidak ingin hanya dirinya yang dapat memulihkan batin dan menjaganya dalam kondisi netral.

Oleh karena itu, DOA yang dibuat Coach Rheo menjangkau lebih banyak orang. Dalam harapan agar semakin banyak permasalahan mental yang disembuhkan sehingga banyak pula yang menjaga kesehatannya untuk mampu menjalani hidup semakin berkualitas bersama-sama.

Klien yang telah tertolong oleh DOA-nya Coach Rheo berasal dari berbagai daerah, berbagai kalangan, serta berbagai umur.

Masalah yang ditangani pun berbagai macam. Ada yang selesai dalam bentuk workshop (seperti cara yang aku ceritakan di bagian atas). Ada pula yang penyelesaiannya dalam bentuk one on one, privat antara coach dan klien. Ada yang sekali langsung oke karena level masalahnya masih kategori ringan. Ada yang mesti berkali-kali sebab kategori levelnya yang dalam.

Semuanya bisa rilis, release. Trauma, fobia, ketakutan, apapun, selama itu perasaan yang dialami manusia.

Jadi, bisa jadi ini pilihan untuk cara memperbaiki diri. Jadi versi lebih baik secara psikis sesuai harapan.

Right, U do U~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *