Kesehatan Mata dan Obesitas: kini makin penting pengaruhnya untuk SDM lebih unggul
Halohaaa kamU.. masih jadi si Healthies, kan~
Berhubung di Oktober ini ada peringatan “Hari Penglihatan Sedunia” dan “Hari Obesitas Sedunia”, aku posting artikel mengenai kesehatan mata serta obesitas, ya. Lanjut baca aja; buat sekedar pengingat dari apa yang udah kamu ketahui atau jadi bahan diskusi kita di kolom komen nanti. Oke, mari di mari..
Tentang si Mata di 2019
Sehatnya mata sesimpel kita memperlakukannya dengan baik dan perhatian, begitu. Ada banyak ke-tidak-sehat-an yang bisa dialami oleh mata kita. Untuk kali ini, aku bahasnya sedikit tentang katarak dan gimana baiknya perlakukan mata dalam hidup serba digital ini.
Katarak bisa cek sedini mungkin
Secara data di Indonesia, penyakit katarak ini masuk dalam penyebab kebutaan yang angkanya terbesar. Padahal, kita bisa segera sadar jika mata sudah menunjukkan tanda-tanda berikut ini: saat melihat terasa mata kabur, berasap serta ada selaput-selaputnya; ketajaman saat melihat makin menurun; yang sudah berkacamata, ukurannya sering berubah.
Ada istilahnya “LIHAT”, ini semacam langkah untuk tangan katarak:
L untuk lakukan pemeriksaan mata di Posbindu
I untuk identifikasi gangguan tajam penglihatan oleh kader
H untuk hitung jari dari jarak 6 meter
A untuk antarkan ke rujukan fasilatas kesehatan bila gagal hitung jari jarak enam meter
T untuk terapi hingga operasi bila didiagnosa katarak
Terapkan 20-20-20 untuk mata sering di layar gawai
Maksudnya, kita istirahatkan mata dari kontak dengan layar gawai. Baik itu layar smartphone, tablet, laptop, pc dan semacamnya; per 20 menit kita layangkan pandangan ke jarak 20 meter minimal 20 detik. Iya sesimpel itu tapi tak sesederhana dalam prakteknya, keasikan bisa melupakan teori ini kan, ya.