Merdeka dan OYPMK itu Berarti
Haaalo U~
Dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, ada talkshow Ruang Publik KBR yang bertajuk “Makna Kemerdekaan Bagi OYPMK, Seperti Apa?” pada tanggal 24 Agustus 2022 lalu. Pembahasan menarik tersebut menghadirkan dua narasumber, seperti biasa dipandu oleh seorang host selama satu jam.
Ada Dr. Mimi Mariani Lusli yang merupakan Direktur Mimi Institute dan Marsinah Dhedhe yang seorang OYPMK/aktivis wanita dan difabel sebagai narasumber tersebut.
Merdeka Seperti Apa?
Jika bagi bangsa Indonesia pada masa lalu, sederhananya merdeka itu berarti bebas dari jajahan bangsa luar negeri serta mendapatkan hak kembali untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Ketika kata ‘merdeka’ diperuntukkan pada para penyintas penyakit Kusta, OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) serta orang penyandang disabitas, maknanya tidak akan jauh berbeda.
Sejauh ini, kehidupan OYPMK dan disabilitas masih belum sepenuhnya bebas dari stigma dan diskriminasi dalam sosial bermasyarakat. Dominasi dalam kualitas hidup yang rendah pun masih.
Mengubah taraf hidup akan selalu dilakukan oleh setiap manusia, baik disadari atau pun tidak. Termasuk OYPMK, keterbatasan yang didapatkan dari penyakit pernah menyerang itu bukan berarti kata pasrah dan menyerah dibiarkan begitu saja.
Kesadaran bersama semakin berkembang untuk sama-sama memperbaiki yang dulunya menjadi stigma buruk di masyarakat.
Bekerja yang merupakan bagian dari hidup, kini semakin ramah dibukakan peluang dan tempat untuk bisa diisi OYPMK. Hak mereka semakin diupayakan untuk dipenuhi. Kesetaraan bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk diwujudkan.
Imbalan dari bekerja bermakna penting yang sama. Ada biaya hidup dan lainnya yang mesti diurus. Ini terkait juga dengan taraf hidup yang seperti apa yang bisa dinikmati dalam keseharian.
Pemerintah masih terus meningkatkan perannya. Meski perlu waktu yang panjang untuk sampai di tahap yang diharapkan. Setidaknya sekarang ini lapangan pekerjaan untuk OYPMK lebih dibuka lebar dibandingkan dengan pada masa lampau.
Seorang OYPMK yang berkemauan dan berpikiran bagus, setelah sembuh dari penyakit akan bisa menyesuaikan diri kembali untuk hidup bermasyarakat dan mandiri atas kelangsungan hidupnya.
Memang stigma buruk perihal penyakit Kusta yang diderita tidak hanya berdampak untuk kesehatan fisik, tapi bukan jadi alasan untuk menyerah membiarkan kesehatan mental dan finansial terganggu pula.
Pengobatan penyakit Kusta semakin berkembang dan kesembuhan juga bukan mimpi di siang bolong. Hanya saja cara orang kebanyakan dalam menghadapi stigma memburukkan kondisi OYPMK perlu diperbaiki dengan lebih masif.
Jenis pekerjaan ada banyak dan tentu ada yang bisa diperuntukkan kepada OYPMK untuk mengisi lowongan kerja.
Ketika kesempatan dan ruang berkarya diberikan cocok dengan yang bersangkutan, itu akan berdampak baik untuk kehidupannya. Seperti pekerja pada umumnya, kesetaraan mendapatkan hak memenuhi kebutuhan hidup.
Sekaligus itu juga sama-sama memperjelas ekspektasi pemberi kerja atau perusahaan untuk memfasilitasi dan memberi beban kerja yang sesuai pada pekerja khusus tersebut.