P2P Lending Indonesia #yaAmartha bersama Ketangguhan Perempuan

Uniiyani SD

Sabtu lalu, aku dapat kesempatan untuk berkunjung ke daerah Ciseeng di Bogor, Jawa Barat. Berangkat pagi-pagi agar weekend-ku produktif untuk  berkumpul dulu dengan teman-teman blogger dan C2Live di kantor Amartha, daerah Jakarta Selatan.

Ku kenalin dulu lah ya.. Namanya Amartha, satu dari sekian fintech (financial-technology) yang ada di Indonesia dalam sektor P2P lending. Istilah P2P adalah singkatan dari peer-to-peer, maksudnya dalam sistem ini dipertemukanlah dua pihak untuk saling bekerjasama. Maka disini, ada mitra dan pendana. 

‘Mitra Amartha’ dijadikan sebutan untuk pihak yang membutuhkan dana, pengusaha mikro. Yang menjadi nilai tambah, Mitra Amartha haruslah perempuan. Nanti ku cerita kenapa P2P lending  ini dikhususkan pada satu gender saja.

Sebutan ‘Pendana’ ditujukan pada pihak yang menginvestasikan uangnya, atau bisa disebut juga pemodal. Dengan teknologi yang serba digital kini, pendana dan mitra dihubungkan oleh Amartha secara online dan offline. Ini menjadi poin penting sebagai nilai tambah untuk lebih berkembang dan jadi lebih terpercaya.

Dulunya, di tahun 2010, berdirinya Amartha ini sebagai Lembaga Keuangan Mikro yang menghubung pelaku usaha di pedesaan dalam mendapatkan atau menambah modal. Tinggal di pedesaan yang umumnya susah untuk dijangkau oleh bank, jadi sebelum mengenal Amartha, mereka biasanya memilih meminjam uang ke rentenir atau menutup usaha.

Jika dihitung-hitung, ada sekitar 150ribuan lebih ibu-ibu pengusaha mikro di desa yang telah memanfaatkan layanan Amartha. Di kesempatan lalu, aku diajak bertemu dengan 3 orang ibu-ibu yang bisa kita bilang tangguh dan melihat bagaimana beliau dan Amartha bertumbuh bersama.

Mari ku uraikan, mana tau kamu tercerahkan juga kan;

Bu Ratna, Usaha Keset dari Perca Kain sejak 8 tahun lalu

Pernah lihat keset yang seperti kain-kain yang dikepang kan, Bu Ratna salah satu pengusaha mikro untuk keset disini.

Ramahnya beliau bercerita bahwa dulu pertama kali mendapatkan modal usahadari Amartha sebesar 500ribu. Terasa bermanfaat, beliau lanjut bekerjasamadengan Amartha hingga kini. Berkat pandainya beliau memutarkan uang tersebut, hasil usaha kesetnya bisa membantu biaya kuliahkan anak dan renovasi rumah.

Untuk sekarang, Bu Ratna tidak hanya meminjam modal tapi juga sudah menjadi ketua majelis mitra. Majelis ini merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut kelompok mitra Amartha, dan idealnya terdiri dari 15-20 orang ibu-ibu setempat. Ada 3 majelis yang diketuai oleh Bu Ratna, dan beliau bersyukur bahwa ada pengembangan diri diperolehnya dari Amartha.

Sempat berujar, “Sekarang ibu pandai pakai hape itu (red: smartphone), diajarin untuk Amartha (red: pendataan serah angsuran pinjaman modal),” mata Bu Ratna terlihat berbinar senang. Oh, ku tersentuh jadi ikut bahagia, sungguh!

Teringatku kalau hal menyangkut uang adalah sensitif, jadi lah ku tanya Bu Ratna bagaimana selama bertahun-tahun beliau menghadapi ibu-ibu se-majelis-nya untuk pengembalian pinjaman modal. Se-drama apa, ku ingin tahu. Ternyata, everything runs well. Sebab, sejak dari awal seorang ibu diterima masuk jadi anggota majelis, anggota yang lainnya sudah saling tahu tipikal mana yang ‘baik’.

Bu Lilis, Usaha Golok dan Pandai Besi duet dengan suami

Lanjut, aku dan lainnya berjalan kaki menuju tempat salah satu anggota majelis Cermai yang diketuai Bu Ratna. Dipanggil Bu Lilis, beliau dan suaminya pengusaha mikro di bidang pandai besi. Yang paling terkenal itu pembuatan golok, tapi kini produksi mereka beragam termasuk pisau, anak timbangan, mata cangkul dan lainnya.

Berceritalah Bu Lilis bahwa beliau bersama suami bersama-sama menjalankan usaha ini hingga ke daerah Jawa bagian timur. Modal dana dari Amartha atas nama Bu Lilis, produksi golok serta olahan besi lainnya oleh suami dan pemasaran juga distribusi barang-barang dilakukan bersama-sama.

Rasanya bagiku, kekompakan Bu Lilis dan suami bagai mata pisau; jika baik maka sukses usaha dan hangat rumah tangga, tapi jika buruk maka ya gitu. Syukurnya,mereka masuk berada di sisi pisau pertama. Bahkan, di program Amartha yang sedang berlangsung, beliau masuk dalam nominasi mitra untuk kesempatan diberangkatkan umroh gratis. *semoga rejeki beliau, aamiin

Bu Apsiah, Ikan Cupang dibudidayakan

Lumayan jauh dari tempat Bu Lilis, aku dan lainnya naik mobil lagi. Tujuannya yaitu tempat Bu Apsiah yang keanggotan beliau berada di majelis yang berbeda. Usaha beliau di bidang budidaya ikan Cupang yang juga dijalani bersama suaminya.

Di awal, Bu Apsiah hanya mampu memiliki beberapa ekor ikan Cupang yang dibeli dari petani ikan untuk dijual kembali. Namun, untungnya tak seberapa. Melalui Amartha, modal yang beliau dapatkan digunakan untuk membeli bibit ikan untuk dibudidayakan dan bisa dikembangbiakan hingga hasil penjualan lebih besar.

Sejalan waktu, usaha ikan Cupang milik Bu Apsiah berkembang. Sempat beli kios di pasar, sepeda motor serta mengikutsertakan sanak keluarganya dalam usaha agar bisa menambah pendapatan bersama, ialah sekian dari manfaat yang diperolehnya. Beliau masih akan terus berusaha mengembangkan budidaya ikan Cupang ini.

Cukup sekian kisah dari 3 ibu tangguh ini ku ceritakan. Masih ingat, kenapa Amartha hanya menyalurkan modal pada perempuan pengusaha mikro di desa?

Begini, data menunjukkan bahwa populasi perempuan di Indonesia lebih besar, dan kebanyakan termasuk  berada di ekonomi prasejahtera. Ini menjadi alasan Amartha menjalankan misi yang dimiliki. Tambahannya, ketangguhan, multi-peran yang dilakoni oleh perempuan dalam keluarga dan lingkungan sosial jadi poin pertimbangan untuk bisa dipercayakan sejumlah dana. 

Dana yang dijadikan modal bagi mitra berarti investasi bagi pendana. Untuk kita, yang sudah berkeinginan dan berkemampuan untuk memiliki tambahan pendapatan lewat investasi, silakan pertimbangkan untuk kerjasama dengan Amartha sebagai investor.

Segala informasi bisa didapatkan dengan cepat lewat akses website, media sosial dan kanal digital lainnya milik Amartha. Yang terpenting, Amartha sudah temasuk fintech yang terdaftar dan diawasi oleh OJK. Tenanglah ya..

Udahan duluk, mpeijumpa di postingan berikutnya~

C2Live x Amartha pamit!

@uniiyanisd juga pamit!

*p.s: info buat kamu biar bisa kepo Amartha lebih lanjut

PT. Amartha Mikro Fintek
Alamat: Jl. Ampera Raya No.16, Jakarta Selatan, Indonesia 12560
Telp: +62 21 2271 5353

https://amartha.com/id_ID/
Email: support@amartha.com
Media sosial: @amarthaid

*artikel ini..

3 thoughts on “P2P Lending Indonesia #yaAmartha bersama Ketangguhan Perempuan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *